Reuters
Huawei
Huawei mengikuti langkah Samsung dan Apple untuk menjadi perusahaan teknologi yang membuat prosesor sendiri untuk perangkat mobile. Perusahaan asal China tersebut sedang menggarap prosesor delapan inti atau octa-core.
Prosesor octa-core buatan Huawei itu diberi nama Kirin 920 yang memanfaatkan basis arsitektur ARM. Prosesor ini terdiri atas empat inti (quad-core) Cortex-A15 dan empat inti Cortex-A7 yang beroperasi dalam susunan big.LITTLE.
Kedua set prosesor itu nampaknya tidak berjalan bersamaan, tetapi saling mengambil alih tugas pada kondisi tertentu. Saat membutuhkan kinerja tinggi, inti Cortex-A15 akan mengambil peran. Sementara inti Cortex-A7 akan bekerja dalam kondisi yang tidak menuntut performa tinggi. Hal ini dilakukan agar lebih menghemat baterai.
Perpaduan dua prosesor quad-core itu sama seperti yang diterapkan Samsung pada prosesor Exynos octa core.
Huawei menyematkan unit prosesor grafis ARM Mali-T628 pada Kirin 920 dan dua saluran memori RAM DDR3 800MHz.
Prosesor ini bisa digunakan pada perangkat mobile dengan resolusi layar 2.560 x 1.600pixel, mendukung koneksi seluler 4G LTE, dan mendukung pemakaian unit kamera dengan sensor hingga 32MP.
Dalam sebuah uji performa (benchmark), Kirin 920 mencetak skor yang baik sebesar 37.469 poin. Angka tersebut mengalahkan skor yang dicetak prosesor Qualcomm Snapdragon 801 yang meraih 36.469 poin. Bahkan, Kirin 920 mengalahkan Samsung Exynos 5420 yang digunakan Galaxy Note 3.
Hasil uji performa prosesor octa-core Kirin 920 buatan Huawei
Namun, performa Kirin 920 masih kalah dengan prosesor Qualcomm seri Snapdragon 805 yang meraih 37.780 poin. Sementara itu, dua prosesor buatan Nvidia tercatat masih menempati peringkat teratas.
Menurut laporan GSM Arena, uji performa pada Kirin 920 ini dihasilkan dari perangkat Huawei H300 yang memakai layar dengan resolusi 1.080 pixel, RAM 2GB, dan menjalankan sistem operasi Android 4.4.2 (KitKat).
Kendati sudah mampu membuat prosesor sendiri, bukan berarti Huawei melepas ketergantungannya dengan Qualcomm ataupun MediaTek. Karena, selama ini Huawei menggunakan prosesor dari dua produsen tersebut untuk produk ponsel pintarnya.